EKSTRA

Kamis, 16 Agustus 2012

PERKEMBANGAN SEKOLAH DIDIK DASAR


Pendahuluan

Perkembangan  individu  merupakan  sesuatu  yang  kompleks,  artinya  banyak  faktor
yang  turut  berpengaruh  dan  saling  terjalin  dalam  berlangsungnya  proses  perkembangan
anak.  Baik  unsur-unsur  bawaan  maupun  unsur-unsur  pengalaman  yang  diperoleh  dalam
berinteraksi dengan lingkungan sama-sama  memberikan kontribusi tertentu terhadap arah
dan laju perkembangan anak tersebut.
Banyaknya  aspek  yang  dibicarakan  dalam  membahas  masalah  perkembangan
menyebabkan  banyaknya  istilah  dan  konsep  yang  digunakan.  Begitu  pula  banyaknya
pandangan dan teori dalam menjelaskan fenomena-fenomena perkembangan anak membuat
semakin kayanya pengetahuan tentang perkembangan anak.
Gambaran  pembahasan  tentang  perkembangan  di  atas  diawali  dengan  perlunya
memahami  konsep-konsep  perkembangan  yang  dilanjutkan  dengan  pembahasan  aspek-
aspek perkembangan anak.

1.  Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Dari waktu ke waktu kehidupan manusia terus berubah. Berawal dari dua sel dasar
yaitu  sel  telur  dan  sperma,  suatu  organism  tumbuh  dan  berkembang.  Dua  sel  tersebut
kemudian  membelah  diri  dan  berdiferensiasi  untuk  menghasilkan  tulang-tulang,  syaraf,
otot,  usus,  otak,  dan  bagian-bagian  organ  tubuh  lainnya.  Setelah  kurang  lebih  sembilan
bulan  lamanya  dalam  kandungan  ibu,  organism  yang  baru  tumbuh  tersebut  akhirnya
menjadi  bayi  manusia  yang  sempurna  dan  siap  lahir  ke  dunia  dengan  perangkat
keterampilan  hidup  minimal  yaitu  bernafas,  menggerak-gerakkan  tubuh,  menangis,  dan
menyusu.
Meskipun  di  saat  lahir  hanya  berbekal  seperangkat  keterampilan  minimal,  melalui
interaksi dengan lingkungan (orang tua, saudara, orang dewasa lain, dan objek-objek yang
ada di sekitarnya) sang bayi terus lebih menyempurnakan diri. Ia terus mengalami berbagai perubahan fisik baik dalam hal ukuran maupun proporsinya. Berat dan tinggi badan bayi
terus  bertambah,  begitupun  proporsi  antara  organ-organ  tubuhnya  –  kepala,  badan,  kaki,
tangan, dan organ-organ lainnya—terus berubah menjadi lebih seimbang.
Seiring  dengan  perubahan  struktur  fisik,  perilaku  dan  keterampilan  bayi  juga  terus
semakin beraneka. Dalam hal perilaku motorik, misalnya mulai dari hanya bisa berbaring,
kemudian mampu bergulir, menelungkup, duduk, merangkak, berdiri, berjalan,dan akhirnya
berlari.
Uraian  di  atas  mengilustrasikan  adanya  proses    perubahan  yang  dialami  oleh  anak
manusia  yang  disebut  dengan  perkembangan  (development).  Perkembangan  adalah  pola
perubahan individu yang berawal pada masa konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat.
Namun  tidak  setiap  perubahan  yang  dialami  organisme  atau  individu  itu  merupakan
perkembangan.
Dengan  belajar,  perilaku  individu  juga  bisa  berubah.  Begitupun  karena  factor
peristiwa  atau  pengaruh  penggunaan  obat  tertentu,  individu  juga  bisa  berubah.Untuk  itu
perlu  ada  suatu  penjelasan  lebih  rinci  tentang  perubahan  yang  dimaksud  sebagai
perkembangan.
Pertama, perubahan dalam arti perkembangan terutama berakar pada unsur biologis.
Pengalaman-pengalaman  atau  aktivitas-aktivitas  khusus  anak  dapat  menimbulkan
perubahan  pada  diri  yang  bersangkutan.  Misalnya,  seorang  anak  yang  berlatih  menari
menjadi  terampil  menari;  anak  yang  belajar  matematika  atau  berhitung  menjadi  mahir
dalam  mengerjakan  soal-soal  hitungan.  Perubahan-perubahan  semacam  itu  bukan
merupakan perkembangan, melainkan lebih merupakan perubahan dalam arti belajar, yakni
perubahan yang lebih singkat dan merupakan fungsi langsung dari pengalaman-pengalaman
khusus  yang  diupayakan.  Perubahan  dalam  arti  perkembangan  lebih  berkaitan  dengan
fungsi waktu dan kematangan biologis sehingga terjadi dalam periode yang lebih lama dan
bersifat umum, tidak terkait dengan peristiwa atau pengalaman khusus tertentu.
Kedua, perkembangan dapat mencakup perubahan baik dalam struktur maupun fungsi
atau  perubahan  fisik  maupun  psikis.  Perubahan  dalam  struktur  lajimnya  merujuk  kepada
perubahan fisik baik dalam hal ukuran maupun bentuknya (seperti perubahan lengan, kaki,
otot,  jaringan  syaraf,  atau  bagian-bagian  tubuh  lainnya),  sedangkan  perubahan  fungsi mengacu kepada perubahan dalam hal aktivitas yang secara inheren terdapat dalam struktur
fisik tersebut (seperti kelenturan otot, keterampilan bergerak, kemampuan berfikir, reaksi-
reaksi emosional, dan perubahan-perubahan sejenis lainnya). Dengan kata lain, perubahan
struktur mengacu kepada perubahan wujud jasadnya, sedangkan perubahan fungsi mengacu
kepada perubahan aspek mental atau aktivitas yang ditimbulkan sehubungan dengan adanya
perubahan dalam jasad tersebut.
Ketiga,  perubahan  dalam  arti  perkembangan  bersifat  terpola,  teratur,  terorganisasi,
dan dapat diprediksi.  Ini berarti bahwa secara normal, perkembangan individu mengikuti
pola-pola  tertentu  yang  sudah  dapat  diketahui  dan  diperkirakan.  Misalnya,  seorang  anak
akan  bisa  duduk  setelah  bisa  menelungkup,  akan  merangkak  setelah  duduk,  dan  akan
berjalan setelah merangkak. 
Keempat, perkembangan dapat bersifat unik bagi setiap individu. Santrock & Yussen
(1992:  17)  menyatakan  bahwa:  “each  of  us  develops  in  certain  ways  like  all  other
individual, like some other individuals, and like no other individuals”. Masing-masing kita
berkembang  dalam  cara-cara  tertentu  seperti  semua  individu  yang  lain,  seperti  beberapa
individu yang lain dan seperti tak ada individu yang lain. Di samping adanya kesamaan-
kesamaan  umumdalam  pola-pola  perkembangan  yang  dialami  oleh  setiap  individu,
terjadinya variasi individual dalam perkembangan anak bisa terjadi pada setiap saat. Hal ini
terjadi karena perkembangan itu sendiri merupakan suatu proses perubahan yang kompleks,
melibatkan berbagai unsure yang saling berpengaruh satu sama lain.
Kelima,  perubahan  dalam  arti  perkembangan  terjadi  secara  bertahap  dalam  jangka
waktu yang relative lama. Maksudnya bahwa perubahan dalam arti perkembangan bukan
merupakan  perubahan  yang  sifatnya  sesaat,  melainkan  terjadi  dalam  suatu  proses  yang
berlangsung secara berkelanjutan dalam waktu yang relative lama.
Keenam, perubahan dalam arti perkembangan dapat berlangsung sepanjang hayat dari
mulai  sejak  masa  konsepsi  hingga  meninggal  dunia.  Perkembangan  tidak  hanya  terbatas
sampai dengan masa remaja, melainkan dapat berlanjut terus hingga seseorang meninggal
dunia. Ini juga berarti bahwa perubahan dalam arti perkembangan tidak hanya mencakup
proses pertumbuhan, pematangan, dan penyempurnaan,  melainkan juga mencakup proses
penurunan dan perusakan. Dengan  penjelasan  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  perkembangan  dapat
didefinisikan  sebagai  pola  perubahan  organism  (individu)  baik  dalam  struktur  maupun
fungsi (fisik maupun psikis) yang terjadi secara teratur dan terorganisasi serta berlangsung
sepanjang hayat.
Di  samping  istilah  perkembangan,  ada  istilah  lain  yang  sering  dipertukarkan
penggunaannya,  yaitu  istilah  pertumbuhan.  Istilah  pertumbuhan  juga  mengandung  arti
sebagai  pola  perubahan  yang  dialami  oleh  individu.  Dalam  kenyataannya,  kedua  proses
perubahan ini –perkembangan dan pertumbuhan—memang sulit dipisahkan satu sama lain.
Namun untuk kepentingan penjelasan dua istilah tersebut dapat dibedakan.
Istilah pertumbuhan dimaksudkan sebagai perubahan dalam aspek jasmaniah seperti
berubahnya struktur tulang, tinggi dan berat badan, proporsi badan, semakin sempurnanya
jaringan syaraf, dan sejenisnya. Dengan kata lain, pengertian pertumbuhan itu lebih bersifat
kuantitatif dan terbatas pada pola perubahan fisik yang dialami individu sebagai hasil dari
proses pematangan. Dalam arti luas, istilah pertumbuhan dapat mencakup perubahan secara
psikis  kalau  perubahan  tersebut  berupa  munculnya  sesuatu  fungsi  yang  baru  seperti
munculnya kemampuan berpikir simbolik, munculnya kemampuan berpikir abstrak.

Prinsip-prinsip Perkembangan
Perkembangan individu berlangsung sepanjang hayat, dimulai sejak masa pertemuan
sel ayah dengan ibu (masa konsepsi) dan berakhir pada saat kematiannya. Perkembangan
individu ini bersifat dinamis, perubahannya kadang-kadang lambat, tetapi bisa juga cepat,
hanya  berkenaan  dengan  salah  satu  aspek  ataupun  beberapa  aspek  perkembangan.
Perkembangan  tiap  individu  juga  tidak  selalu  seragam,  seorang  berbeda  dengan  yang
lainnya baik dalam temponya, iramanya maupun kualitasnya.
Dalam perkembangan individu dikenal prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut 
1.  Perkembangan  berlangsung  seumur  hidup  dan  meliputi  semua  aspek.  Perkembangan
bukan hanya berkenaan dengan aspek-aspek tertentu tetapi menyangkut semua aspek.
Perkembangan  aspek  tertentu  mungkin  lebih  terlihat  dengan  jelas,  sedangkan  aspek yang lainnya lebih tersembunyi. Perkembangan tersebut juga berlangsung terus sampai
akhir  hayatnya,  hanya  pada  saat  tertentu  perkembangannya  lambat  bahkan  sangat
lambat,  sedangkan  pada  saat  lain  sangat  cepat.  Jalannya  perkembangan  individu  itu
berirama dan irama perkembangan setiap anak tidak selalu sama.
2.  Setiap  anak  memiliki  kecepatan  (tempo)  dan  kualitas  perkembangan  yang  berbeda.
Seseorang  mungkin  mempunyai  kemampuan  berpikir  dan  membina  hubungan  sosial
yang  sangat  tinggi  dan  tempo  perkembangannya  dalam  segi  itu  sangat  cepat,  sedang
dalam  aspek  lainnya  seperti  keterampilan  atau  estetika  kemampuannya  kurang  dan
perkembangannya  lambat.  Sebaliknya,  ada  anak  yang  ketrampilan  dan  estetikanya
berkembang  pesat  sedangkan  kemampuan  berpikir  dan  hubungan  sosialnya  agak
lambat. 
3.  Perkembangan  secara  relatif  beraturan,  mengikuti  pola-pola  tertentu.  Perkembangan
sesuatu  segi  didahului  atau  mendahului  segi  yang  lainnya.  Anak  bisa  merangkak
sebelum  anak  bisa  berjalan,  anak  bisa  meraban  sebelum  anak  bisa  berbicara,  dan
sebagainya.
4.  Perkembangan  berlangsung  secara  berangsur-angsur  sedikit  demi  sedikit.  Secara
normal perkembangan itu berlangsung sedikit demi sedikit tetapi dalam situasi-situasi
tertentu dapat juga terjadi loncatan-loncatan. Sebaliknya dapat juga terjadi kemacetan
perkembangan aspek tertentu.
5.  Perkembangan berlangsung dari kemampuan yang bersifat umum menuju ke yang lebih
khusus,  mengikuti  proses  diferensiasi  dan  integrasi.  Perkembangan  dimulai  dengan
dikuasainya  kemampuan-kemampuan  yang  bersifat  umum,  seperti  kemampuan
memegang  dimulai  dengan  memegang  benda  besar  dengan  kedua  tangannya,  baru
kemudian memegang dengan satu tangan tetapi dengan kelima jarinya. Perkembangan
berikutnya  ditunjukkan  dengan  anak  dapat  memegang  dengan  beberapa  jari,  dan
akhirnnya  menggunakan  ujung-ujung  jarinya.  Dalam  perkembangan  terjadi  proses
diferensiasi  atau penguraian  ke hal  yang lebih  kecil dan terjadi pula proses integrasi.
Dalam integrasi ini beberapa kemampuan khusus/kecil itu bergabung membentuk satu
kecakapan atau keterampilan. 6.  Secara  normal  perkembangan  individu  mengikuti  seluruh  fase,  tetapi  karena  faktor-
faktor khusus, fase tertentu dilewati secara cepat, sehingga nampak ke luar seperti tidak
melewati fase tersebut, sedangkan fase lainnya diikuti dengan sangat lambat, sehingga
nampak seperti tidak berkembang.
7.  Sampai  batas-batas  tertentu,  perkembangan  sesuatu  aspek  dapat  dipercepat  atau
diperlambat.  Perkembangan  dipengaruhi  oleh  faktor  pembawaan  dan  juga  faktor
lingkungan. Kondisi yang wajar dari pembawaan dan lingkungan dapat menyebabkan
laju  perkembangan  yang  wajar  pula.  Kekurangwajaran  baik  yang  berlebih  atau
berkekurangan  dari  faktor  pembawaan  dan  lingkungan  dapat  menyebabkan  laju
perkembangan yang lebih cepat atau lebih lambat.
8.  Perkembangan  aspek-aspek  tertentu  berjalan  sejajar  atau  berkorelasi  dengan  aspek
lainnya.  Perkembangan  kemampuan  sosial  berkembang  sejajar  dengan  kemampuan
berbahasa,  kemampuan  motorik  sejajar  dengan  kemampuan  pengamatan  dan  lain
sebagainya.
9.  Pada  saat-saat  tertentu  dan  dalam  bidang-bidang  tertentu  perkembangan  pria  berbeda
dengan  wanita.  Pada  usia  12-13  tahun,  anak  wanita  lebih  cepat  matang  secara  sosial
dibandingkan  dengan  laki-laki.  Fisik  laki-laki  umumnya  tumbuh  lebih  tinggi
dibandingkan  dengan  wanita.  Laki-laki  lebih  kuat  dalam  kemampuan  inteleknya
sedangkan wanita lebih kuat dalam kemampuan berbahasa dan estetikanya. 

Aspek-aspek Perkembangan Anak
Perkembangan  berkenaan  dengan  keseluruhan  kepribadian  individu  anak,  karena
kepribadian  individu  membentuk  satu  kesatuan  yang  terintegrasi.  Secara  umum  dapat
dibedakan beberapa aspek utama  kepribadian individu anak,  yaitu aspek (1) kognitif, (2)
fisik-motorik, (3) sosio-emosional, (4) bahasa, (5) moral dan (6) keagamaan. 
Perkembangan  dari  tiap  aspek  kepribadian  tidak  selalu  bersama-sama  atau  sejajar,
perkembangan  sesuatu  aspek  mungkin  mendahului  atau  mungkin  juga  mengikuti  aspek
lainnya.  Pada  awal  kehidupan  anak,  yaitu  pada  saat  dalam  kandungan  dan  tahun-tahun
pertama, perkembangan aspek fisik dan motorik sangat menonjol. Selama sembilan bulan dalam kandungan, ukuran fisik bayi berkembang dari seperduaratus milimeter menjadi 50
sentimeter  panjangnya.  Selama  dua  tahun  pertama,  bayi  yang  tidak  berdaya  pada  awal
kelahirannya,  telah  menjadi  anak  kecil  yang  dapat  duduk,  merangkak,  berdiri,  bahkan
pandai berjalan dan berlari, bisa memegang dan mempermainkan berbagai benda atau alat.
1.  Kognitif  
Kognitif  perkembangannya  diawali  dengan  perkembangan  kemampuan  mengamati,
melihat hubungan dan memecahkan masalah sederhana. Kemudian berkembang ke arah
pemahaman  dan  pemecahan  masalah  yang  lebih  rumit.  Aspek  ini  berkembang  pesat
pada  masa  anak  mulai  masuk  sekolah  dasar  (usia  6-7  tahun).  Berkembang  konstan
selama  masa  belajar  dan  mencapai  puncaknya  pda  masa  sekolah  menengah  atas  (usia
16-17 tahun). 
Menurut  Piaget,  dinamika  perkembangan  intelektual  individu  mengikuti  dua  proses,
yaitu  asimilasi  dan  akomodasi.  Asimilasi  adalah  proses  kognitif  dimana  seseorang
mengintegrasikan  persepsi,  konsep  atau  pengalaman  baru  ke  dalam  struktur  kognitif
yang  sudah  ada  di  dalam  pikirannya.  Struktur  kognitif  yang  dimaksud  adalah  segala
pengetahuan individu yang membentuk pola-pola kognitif tertentu. Jadi struktur kognitif
sesungguhnya merupakan kumpulan dari pengalaman dalam kognisi individu.
Ada  dua  fungsi  guru  SD  sekaitan  proses  asimilasi,  yakni  meletakkan  dasar  struktur
kognitif yang tepat tentang sesuatu konsep pada kognisi anak dan memperkaya struktur
kognitif  menjadi  semakin  lengkap  dan  mendalam.  Peletakkan  struktur  kognitif  yang
tepat tentang sesuatu konsep pada kognisi anak dianggap penting sebab pendidikan di
SD sangat fundamental bagi pemerkayaan dan pendalaman. Sementara itu pemerkayaan
dan  pendalaman  struktur  kognitif  anak  diarahkan  kepada  perluasan  wawasan  kognitif
mereka. 
Ada kalanya individu tidak dapat mengasimilasikan rangsangan atau pengalaman baru
yang dihadapinya dengan struktur kognitif yang ia miliki. Ketidakmampuan ini terjadi
karena  rangsangan  atau  pengalaman  baru itu  sama  sekali  tidak  cocok  dengan  struktur kognif yang telah ada. Dalam keadaan seperti ini, individu akan melakukan akomodasi.
Ada  dua  kemungkinan  yang  dapat  dilakukan  individu  dalam  situasi  ini,  yakni  (a)
membentuk struktur kognitif baru yang cocok dengan rangsangan atau pengalaman baru;
(b)  memodifikasi  struktur  kognitif  yang  ada  sehingga  cocok  dengan  rangsangan  atau
pengalaman baru.
Menurut Piaget, proses asimilasi dan akomodasi terus berlangsung pada diri seseorang.
Dalam  perkembangan  kognitif,  diperlukan  keseimbangan  antara  kedua  proses  ini.
Keseimbangan itu disebut ekuilibrium, yakni pengaturan diri secara mekanis yang perlu
untuk mengatur keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi.
Piaget  membagi  proses  perkembangan  fungsi-fungsi  dan  perilaku  kognitif  ke  dalam
empat  tahapan  utama  yang  secara  kualitatif  setiap  tahapan  memunculkan  karakteristik
yang  berbeda-beda.  Tahapan  perkembangan  kognitif  itu  adalah:  (a)  periode  sensori
motorik  (0;0-2;0),  (b)  periode  praoperasional  (2;0-7;0  tahun),  (c)  periode  operasional
konkrit (7;0-11 atau 12;0 tahun), dan (d) periode operasional formal (11;0 atau 12;0 – 14
atau15;0).
2.  Fisik
Perkembangan  fisik  anak  usia  SD  mengikuti  prinsip-prinsip  yang  berlaku  umum
menyangkut:  tipe  perubahan,  pola  pertumbuhan  fisik  dan  karakteristik  perkembangan
serta perbedaan individual. Perubahan dalam proporsi mencakup perubahan tinggi dan
berat  badan.  Pada  fase  ini  pertumbuhan  fisik  anak  tetap  berlangsung.  Anak  menjadi
lebih  tinggi,  lebih  berat,  lebih  kuat,  dan  lebih  banyak  belajar  berbagai  keterampilan.
Perkembangan  fisik  pada  masa  ini  tergolong  lambat  tetapi  konsisten,  sehingga  cukup
beralasan jika dikenal sebagai masa tenang.
3.  Sosial
Perkembangan  aspek  sosial  diawali  pada  masa  kanak-kanak  (usia  3-5  tahun).  Anak
senang bermain bersama teman sebayanya. Hubungan persebayaan ini berjalan terus dan
agak  pesat  terjadi  pada  masa  sekolah  (usia  11-12  tahun)  dan  sangat  pesat  pada  masa remaja (16-18 tahun). Perkembangan sosial pada masa kanak-kanak berlangsung melalui
hubungan antar teman dalam berbagai bentuk permainan. 
4.  Bahasa
Aspek bahasa berkembang dimulai dengan peniruan bunyi dan suara, berlanjut dengan
meraban. Pada awal masa sekolah dasar berkembang kemampuan berbahasa sosial yaitu
bahasa untuk memahami perintah, ajakan serta hubungan anak dengan teman-temannya
atau  orang  dewasa.  Pada  akhir  masa  sekolah  dasar  berkembang  bahasa  pengetahuan.
Perkembangan  ini  sangat  berhubungan  erat  dengan  perkembangan  kemampuan
intelektual  dan  sosial.  Bahasa  merupakan  alat  untuk  berpikir  dan  berpikir  merupakan
suatu proses melihat dan memahami hubungan antar hal. Bahasa juga merupakan suatu
alat untuk berkomunikasi dengan orang lain, dan komunikasi berlangsung dalam suatu
interaksi  sosial.  Dengan  demikian  perkembangan  kemampuan  berbahasa  juga
berhubungan  erat  dan  saling  menunjang  dengan  perkembangan  kemampuan  sosial.
Perkembangan  bahasa  yang  berjalan  pesat  pada  awal  masa  sekolah  dasar  mencapai
kesempurnaan pada akhir masa remaja.
5.  Afektif
Perkembangan aspek afektif atau perasaan berjalan konstan, kecuali pada masa remaja
awal (13-14 tahun) dan remaja tengah (15-16 tahun). Pada masa remaja awal ditandai
oleh rasa optimisme dan keceriaan dalam hidupnya, diselingi rasa bingung menghadapi
perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya. Pada masa remaja tengah, rasa senang
datang  silih  berganti  dengan  rasa  duka,  kegembiraan  berganti  dengan  kesedihan,  rasa
akrab bertukar dengan kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa
remaja akhir yaitu pada usia 18-21 tahun.
6.  Moral keagamaan
Aspek moral dan keagamaan juga sudah berkembang sejak anak masih kecil. Peranan
lingkungan terutama lingkungan keluarga sangat dominan bagi perkembangan aspek ini.
Pada mulanya anak melakukan perbuatan bermoral atau keagamaan karena meniru, baru kemudian menjadi perbuatan atas prakarsa sendiri. Perbuatan prakarsa sendiripun pada
mulanya  dilakukan  karena  adanya  kontrol  atau  pengawasan  dari  luar,  kemudian
berkembang  karena  kontro  dari  dalam  atau  dari  dirinya  sendiri.  Tingkatan  tertinggi
dalam  perkembangan  moral  adalah  melakukan  sesuatu  perbuatan  bermoral  karena
panggilan hati nurani, tanpa perintah, tanpa harapan akan sesuatu imbalan atau pujian.
Secara potensial tingkatan moral ini dapat dicapai oleh individu pada akhir masa remaja,
tetapi  faktor-faktor  dalam  diri  dan  lingkungan  individu  anak  sangat  berpengaruh
terhadap pencapaiannya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar