EKSTRA

Selasa, 14 Agustus 2012


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Proses belajar dan pembelajaran adalah peristiwa interaksi, yaitu proses saling berhubungan antar sesama komponen yang terdapat dalam peristiwa belajar dan pembelajaran.
Hubungan timbal balik dapat terjadi antara guru dan siswa, antar semua siswa itu sendiri, antar siswa dan tujuaan, antar guru, antar siswa dan materi, antar siswa dan strategi  serta metode yang digunakan guru.
Didalam  proses pembelajaran yang tradisional, guru yang aktif siswa hanya mendengarkan saja. Interaksi secara utuh yaitu interaksi yang terjadi dalam proses belajar dan pembelajaran yang utuh memperhitungkan unsur-unsur psikologis seperti unsur motivasi, unsur perbedaan individual, unsur sifat-sifat kepribadian anak perkembangan intelegensi anak, tingkat perkembangan koknektif dan bahasa anak.

B.   Permasalahan
Psikologi pendidikan adalah tinjauan psikologis mengenai belajar dan pembelajaran sekolah dasar. Masalah pokok yang melatarbelakangi proses belajar dan pembelajaran yaitu pemacahan pertikaian teori dan praktek, kejelasan konsep psikologi anak didik, kejelasan psikologis guru, dan landasan psikologis yang efisien dan efektif.

C.  Tujuan Penulisan
Sesuai dengan latarbelakang psikologi pendidikan ditulis adalah untuk dapat digunakan calon guru sekolah dasar dalam memepelajari, melaksanakan prinsip-prinsip psikologi mengajar di sekolah. Maka setelah membaca makalah ini bisa untuk meningkatkan kemampuan calon guru sekolah dasar dalam proses belajar mengajar di sekolah dasar.
Mendalami peristiwa belajar dan pembelajaran siswa sekolah dasar tidaklah cukup hanya memahami belajar sebagai gejala tunggal perilaku anak didik, tetapi sungguh banyak faktor yang terkait yaiotu faktor heridikter dan lingkungan terhadap belajar. Pengaruh belajar terhadap kehidupan intelegensi anak, terhadap kemampuan koknektif anak, perkembangan kepribadian anak dan perkembangan fisik anak.


BAB II
MAKNA DAN PENTINGNYA PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI GURU
A.  Pengertian
seoraang guru sekolah dasar memberikan pelajaran dengan selalu memperhatikan keadaan dan kemampuan siswanya, menetapkan pengetahuan mengenai konsep dan prinsip mengenai bagaimana siswa sekolah dasar belajar, bagaimana siswa berfikir, sampai dimana siswa menaruh minat kepada pelajaran yang diajarkan, guru itu akan selalu melacak sampai dimana para siswa belajar dan sampai dimana hasil belajarnya itu.
Maka tidak lagi mengajar, melainkan membelajarkan para siswa. Jadi psikologi pendidikan adalah kaidah dan konsep mengenai bagaimana manusia belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. Apabila calon guru dan guru benar-benar memahami kaidah-kaidah dan prinsipnpsikologi pendidikan dan dia (guru) benar-benar menerapkannya dalam perencanaan pelaksanaaan, dan penilaian belajar siswa, maka guru akan menata kancah pembelajaran siswa dalam proses belajar mengajar. Jadi psikologi pendidikan merupakann suatu cabang yang mempelajari perbuatan belajar dan perkembangan manusia dalam kaitannya dengan ikhwal pendidikan yang melibatkan pengkajian ilmiah mengenai tekhnik-tekhnik yang dapat digunakan untuk meningkatkan belajar dan pembelajaran manusia.
Bidang psikologi pendidikan pada umumnya terpusat pada :
1.      proses pembelajaran (metode mengajar, gaya mengajar dan tekhnik manajemen pembelajaran).
2.      Pelajara dan proses belajar.
3.      Lingkungan sekolah dan keluarga.

B.  Fungsi dan ruang lingkup psikologi pendidikan 
Memperhatikan pada pengertian dari psikologi pendidiakan, maka fungsi psikologi tersebut sebagai penegak dan memperhatikan  kepentingan guru disauatu pihak dan kepentingan siswa dilain pihak.
Fungsi psikologi pendidikan antara lain :
1.      Melakukan penelitian untuk mempelajari cara mengajar atau membelajarkan yang paling efektif
2.      Menerapkan dan memanfaatkan temuan penelitian dalam cabang ilmu yang lain.

C.    Psikologi Pendidikan Sebagai Ilmu Pengetahuan
Banyak orang bertanya, apakah psikiologi pendidikan merupakan pengetahuan mandiri, ilmu pengetahuan penerapan. Para ahli psiologi itu menerapkan dan menerapkan hasil studi dari berbagai cabang psikiologi, misalny psikiologi perkembangan, psikiologi sosiaol dan teori-teori kepribadian. Ahli pendididikan banyak menerapkan dan memanfaatkan temuan penelitian dari cabang ilmu pengetahuan laen, maka banyak orang berpendapat bahwa psikiologi pendidikan itu hanya merupakan pengetahuan terapan.

W.F Ogbum dan M.F. Nimkoff tahun 1953 dalam hubunagany dengan ilmu pengetahuan menulis sebagai berikut: Ilmu adalah ilmu pengetahuan. Artinya ilmu pengetahuan itu terletak pada arti pengetahuanya dbandingkan dengan kepercayaan,tahayul, dan informasi yang salah.
H.C. Whitherington tahun 1952 mengemukakan bahwa suatu ilmu memiliki bahwa unsur antara lain:
1)      Sosoktubuh kaidah atau kebenaran dasar sendiri.
2)      Fakta dan data yang dapat dperisa kebenaranya.
3)      Teknik-tenik penelaahan dan penelitian yang dapat digunakan,termasuk alat ukurnya.
Tujuan ilmu pengetahuan adalah tafsiran yang lengkap mengenai alam semesta akan tetapi, tujuan ini adalah tujuan yang ideal.tujuan semacam itu hanya menandai arah dimana kita bergerak dan berusaha, dan tidak penah merupakan tingkat dimana kita betul-betul dapat mencapainya. Alam semesta terus berkembang tanpa hentinaya selama kita mempelajarinya.
Jadi suatu ilmu yang bertujuan untuk memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan alam semesta, sekurang-kurangnya harus:
1.      Mempunyai sosok tubuh yang jelas,yaitu wilayah penanganan tertentu.
2.      Upaya penelitian untuk memperoleh fakta dan data yang obyektif dengan menggunakan metode dan alat ukur yang teliti untuk mengatur organisasi pengetahuannya.
Objek material psikologi pendidikan yaitu perilaku manusia, khususnya prilaku manusia yang sedang belajar dan sedang membelajarkan. Dalam menggunakan metode ilmiah ini, para ahli psikologi pendidikan menyesuaikan gaya dan prosedurnya dengan aspek–aspek obyek  material yang bersangkutan.
Obyek formal fisikologi pendidikan pada dasarnya dapat dianalisis dengan cara yang sama dengan obyek formal ilmu pendidikan, yaitu disebut situasi pendidikan dengan menekanan pada aspek psikologisnya. Unsur – unsur dari situasi pendidikan mencakup :
1.         Tujuan pendidikan
2.         Anak didik
3.         Pendidikan
4.         Hubungan anak didik dengan pendidik yang berupa metode pendidikan
5.         Materi atau bahan pendidikan
6.         Penilaian
7.         Kontak sosio – kultural
Berdasarkan ciri–ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan bukan lah semata–mata bidang kajian melainkan merupan suatu alat keilmuan yang dapat digunakan untuk memahami, menjelaskan meramalkan dan mengendalikan prilaku manusia yang sedang belajar dan membelajarkan.

D.    Belajar dan Pembelajaran
Perubahan perilaku seorang seorang ibu mengawasi anaknya yang belajar menggambar. Anak tersebut upaya meniru untuk memusatkan perhatiannya terhadap ibunya dalam memberikan contoh menggambar.
Proses yang terjadi pada anak itu yang disebut belajar, karena perubahan itu bersifat menetap dan timbul karena suatu rangkaian latihan yang terarah dan disadari. Dengan demikian, makna atau penertian belajar yaitu : “ Belajar adalah suatu pembentukan, perubahan, penambahan, dan penggurangan perilaku individu. Pembentulan atau perubahan itu bersifat menetap atau permanen dan disebabkan adanya latihan yang terarah, dan perubahan itu bukan disebab kan oleh kelelahan atau karena penggaruh yang dapat mempenggaruhi berfungsinya saraf.” Contoh seorang ibu mendorong anaknya untuk belajar, ibunya mengajar untuk menulis tetapi berbagai caranya sendiri untuk mendorong anak supaya belajar. Peristiwa semacam itulah dinamakan membelajarkan atau proses pembelajaran.
Jadi pengertian pembelajaran yaitu upaya pembimbingan terhadap siswa agar siswa itu secara sadar dan terarah berkeinginan untuk belajar dan memper oleh hasil belajar sebaik – baiknya, sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa yang bersangkutan.
Contoh – contoh yang konkret, dengan bahasa yang sesuai dengan kemampuan berbahasa, dengan menggunakan penilaian diri yang mudah dikerjakan, dengan mendorong untuk membaca, mengajukan pertanyaan, cara penulisan, mendengarkan seorang guru yang sedang menggajar dengan baik. Peristiwa penulisan dan pembacaan buku dapat disebut sebagai proses pembelajaran.


E.      Bentuk – bentuk hasil belajar
Hasil belajar dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk antara lain:
1.      Kebiasaan sebagai pernyataan hasil belajar.
Kebiasaan merupakan perubatan atau tindakan yang dilakukan sesorang secara tetap, seragam dan dengan otomatis. Perbuatan itu diperoleh atau dibentuk melalui proses belajar yang berangsur – angsur. Pada permulaan perbuatan itu sulit untuk dilakukan tetapi melalui proses belajar akhirnya perbuatan itu muncul dengan sendirinya tanpa disadari apabila ada suatu rangsangan tertentu. Contohnya seseorang anak masih kecil belajar menggosok gigi pada pagi hari dan malam sebelum tidur.

2.      Keterampilan sebagai pernyatan hasil belajar
Kerampilan merupakan perilaku yang tampak sebagai akibat kegiatan otot yang digerakan oleh sistim saraf, disertai koordinasi yang memadai antara kerja otak dan proses psikologis yang mengatur gerak itu. Proses pembentukan keterampilan dengan kebiasaan melalui konsep yang dapat membedakan yaitu:
a.       Kebiasaan muncul secara otomatis dan cenderung tanpa disadari, sedangkan keterampilan adalah perbuatan yang muncul dengan disadari untuk mencapai tujuan tertentu.
b.      Kebiasaan merupakan cara bertindak yang bersifat seragam untuk merespon setiap suasana, sedangkan keterampilan dapat muncul dengan gaya berbeda sesuai dengan waktu, keadaan dan lingkungan secara langsung.
c.       Kebiasaan yang telah terbentuk dapat selalu muncul, sedangkan keterampilan secara khusus dibutuhkan pembenahan dan pelatihan terus – menerus.

3.      Himpunan tanggapan sebagai hasil belajar
Hasil belajar dapat berbentuk terhimpunya harapan atau persepsi siswa tentang segala yang dapat ditanggapan dapat dimanfaatkan untuk membedakan tanggapan-tanggapan tertentu menjadi suatu kemampuan tertentu. Contoh dalam belajar matematika tanggapan yang dihimpun berupa simbul-simbul yang lebih aftrak,tanda-tanda yang dihimpun itu dapat dilaksanakan oprasi kalkulasi dengan menggunakan tanda hitung dan angka-angka.

4.      Hafalan sebagai pernyataan hasil belajar melalui proses asosiasi
Belajar melalui asosiasi yang menghasilkan hafalan itu sebenarnya mempunyai arti sendiri dalam pengambangan diri sendiri, teknologi,belajar semacam itu secara cermat dan benar contoh belajar berbahasa arab.



5.      Kemampuan analisis pernyataan hasil belajar.
Adalah penguasaan masalah secara intelektual dan perkiraan mengenai hal-hal yang mungkin sekali terjadi dam kehidupan manusia yang mengarah kepada pemikiran masa mendatang.

6.      Sikap dan rujukan nilai sebagai hasil belajar
Sikap merupakan hasil belajar yang berupa kecendrungan terhadap suatu objek sosial misal politik, kebudayaan dan unsur kehidupan lainy yang terbentuk berdasarkan pengetahuan dan arah emosional seseorang. Kita banyak mengenal bahwa pada masa 1965. Gagasan intergrasikom yaitu perpaduan gagasan nasional,agama,dan komunisme. Merupakan perbuatan terbuka. Hal ini terbukti dari tindakan orang-orang tertentu, yaitu penentangan dalam bentuk demontrasi untuk menentang ide komunisme.
Sikap ini terbentuk proses belajar antar manusia.didalam diri individu manusia mengakibatkan proses psikologi yang terjadi didalam diri individu yang tertutup dibalik pembinaan dibalik hubungan internasional. Rujukan nilai hasil belajar yang terbentuk melalui proses yang rumit karena langsung dengan keyakinan. Contoh seorang anti pancasila mungkin sekali mendapat hasil ujian tentang pancasila itu dia akan berusaha menghancurkan pancasila.


7.      Inhibisi sebagai pernyataan hasil belajar
Inhibisi adalah hasil belajar berupa penggurangan atau peniadaan perilaku tertentu pada diri seseorang. Contoh seseorang yang kencanduan rokok yang ingin menghentikan kebiasaan yang berbahaya itu, dapat memprogram kebiasaan yang sudah kuat dengan cara pelatihan yang memunculkan kebiasaan.

8.      Ketelitian pengamatan
Wujud hasil belajar adalah kemampuan mengamati secara teliti obyek diluar diri yang belajar. Biasanya pengamatan terarah pada keutuhan yang samar – samar, karena belajar, individu belajar menjadi mampu mengamati bagian secara terpisah dan cermat.

9.      Kecakapan memecahkan masalah
Wujud hasil belajar adalah terbantuknya kemampuan untuk melihat hubungan berbagai faktor dan situasi yang diamati dalam menghadapi suatu masalah. Pemahaman tersebut digunakan untuk memecahkan masalah.

10.  Pengetahuan sikap
Merupakan fakta yang diketahui dan yang diingat melalui proses menghafal. Meningkatnya perbendaharaan kata atau istilah – istilah ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui belajar maka bertambahlah pengetahuan.

11.  Keterampilan menggunakan metode baru
Keterampilan individu menggunakan berbagai cara antara lain : cara berorganisasi, membaca, belajar yang efisien.



BAB III
PEMBAHASAN
A.    Pelaksanaan Praktik Mengajar di Sekolah Dasar
Menurut JJ. Roussen, psikologi perkembangan manusia terdapat beberapa pentahapan diantaranya:
1.      Masa bayi, 0-2 tahun didominasi oleh perkembangan fisik.
2.      Masa anak, 2-12 tahun perkembangannya seperti manusia primitive.
3.      Masa pubertas, 12-15 tahun ditandai perkembangan pikiran dan keinginan berpetualang.
4.      Masa adolesen, 15-25 tahun pertumbuhan seksual, sosial, kata hati, moral dan mulai belajar budaya.

B.     Psikologi Belajar
Prinsip-prinsip belajar dapat dikategorikan ke dalam faktor ekstern dan intern.
1.      Faktor ekstern yang harus ditangani oleh pendidik.
a.       Kontiquitas, membentuk hubungan antara materi dan situasi belajar
b.      Pengulangan, belajar lebih berhasil.
c.       Penguatan, keberhasilan ada penghargaan
d.      Materi lengkap dan jelas disiapkan oleh pendidik.
e.       Adanya bahan apersepsi.
f.       Strategi yang tepat untuk mengaktifkan anak belajar.

2.      Faktor intern yang dikembangkan oleh anak didik
a.       Motivasi positif dan percaya diri dalam belajar.
b.      Kemauan dan kemampuan menerima pengaruh.

C.    Landasan Hukum
Yang dimaksud dengan landasan hokum adalah peraturan perundangan yang menjadi titik tolak dan pertanggungjawaban pelaksanaan pendidikan. Pasal-pasal dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003.
1.      Hak dan kewajiban peserta didik (pasal 12 ayat 1 dan 2)
2.      Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widya iswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan (pasal 1 ayat 6).



BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Setelah observasi hasil pengamatan baik secara umum dalam proses belajar mengajar sampai evaluasi disekolah dasar dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Pelaksanaan belajar mengajar harus memahami antara guru dan siswa.
2.      Pelaksanan belajar di sekolah dasar dengan adanya bimbingan konseling lebih efektif dan efisien.
3.      Hasil anak didik bisa tercapai.

B.     Saran
Dengan keberhasilan yang lebih efisien harus adanya guru bimbingan konseling siswa / anak didik di bangku sekolah dasar.



Daftar Pustaka
Dr. Sudharto, MA Dkk. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang; IKIP PGRI Semarang Press.

Kusdaryani, Wiwik dan Trimo. 2009. Landasan Kependidikan. Semarang; IKIP PGRI Semarang Press.

Natawidjaja, Rochman, H.A. Moeim Moesa. 1992. Psikologi Pendidikan.




































KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayahNya sehingga pembuatan makalah tentang  “makna dan pentingnya psikologi pendidikan bagi siswa sekolah dasar”. Makalah ini  untuk melengkapi tugas dari mata kuliah landasan pendidikan. Penyusunan makalah ini masih jauh sempurna karena pengetahuan dan waktu. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan yang akan datang. Akhirnya semoga makalah “makna dan pentingnya psikologi pendidikan bagi siswa sekolah dasar” dapat bermanfaat bagi calon guru maupun  guru.


Semarang, 23 desember 2011
Mahasiswa

Kartini, S.Pd
1150014









 
 
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A.    Latar Belakang........................................................................................... 1
B.     Permasalahan............................................................................................. 1
C.     Tujuan Penulisan........................................................................................ 2
BAB II MAKNA DAN PENTINGNYA PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI GURU    3
A.    Pengertian.................................................................................................. 3
B.     Fungsi Dan Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan.................................... 4
C.     Psikologi Pendidikan Sebagai Ilmu Pengetahuan...................................... 4
D.    Belajar dan Pembelajaran........................................................................... 6
E.     Bentuk – Bentuk Hasil Belajar.................................................................. 8
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................. 13
A.    Pelaksanaan Praktik Mengajar di Sekolah Dasar..................................... 13
B.     Psikologi Belajar...................................................................................... 13
C.     Landasan Hukum..................................................................................... 14
BAB IV PENUTUP............................................................................................ 15
A.    Kesimpulan.............................................................................................. 15
B.     Saran........................................................................................................ 15
ii
 
DAFTAR PUSTAKA










MAKNA DAN PENTINGNYA PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI SISWA SEKOLAH DASAR


Makalah


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Landasan Pendidikan
Dosen Pengampu:    1.   Prof. Dr. AY. Soegeng, Ysh. M.Pd
                                 2.   Dr. Ghufron Abdullah, M.Pd







Oleh:
Nama       : Kartini
NPM        : 11510014
Kelas        : A





PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PASCASARJANA (S2)
IKIP PGRI SEMARANG

 
2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar