EKSTRA

Jumat, 31 Agustus 2012

300 Ribu Guru Madrasah Sudah Sertifikasi


Bogor (Pinmas)—Sekjen Kementerian Agama Bahrul Hayat PhD menyatakan, pihaknya tengah memproses sertifikasi guru madrasah baik guru negeri maupun swasta. Sampai saat ini sudah sekitar 300 ribu guru madrasah di tanah air yang telah menempuh proses sertifikasi.
“Seluruhnya guru madrasah sekitar 650 ribu, memang belum sampai 50 persen yang sudah sertifikasi,” kata Bahrul Hayat usai mengisi materi pada workshop peningkatan wawasan penelitian pendidikan agama dan keagamaan, Rabu (29/8) menjelang tengah malam. Kegiatan yang diselenggarakan Pusat Litbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kemenag di Hotel Lor In Sentul, Bogor berlangsung 28-30 Agustus.
Seluruh proses sertfikasi guru madrasah di lingkungan Kementerian Agama, kata Sekjen, ditargetkan dapat rampung tahun 2014. “Peningkatan kualitas pendidikan di tanah air tidak terlepas dari perbaikan kualitas guru,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Sekjen juga memaparkan tentang buku yang bertajuk Benchmark Internasional Mutu Pendidikan yang ditulis pejabat kelahiran Tasikmalaya ini yang mengupas soal kebijakan pendidikan yang dinilai telah bergeser dari input-oriented ke outcome-based.
Menurut alumnus S-2 Universitas Pittsburgh (1989) dan S-3 Universitas Chicago, Amerika Serikat (1992) ini perbaikan dan peningkatan mutu masukan dan proses pendidikan harus merupakan upaya penjabaran untuk mencapai expected outcome tadi. Oleh karena itu, standardisasi expected outcome dalam bentuk kompetensi menjadi titik awal untuk standardisasi masukan dan proses pendidikan.
Selain itu, pada era globalisasi, telah terjadi mutual recognition antarnegara tentang kualifikasi lulusan ini, sehingga meniscayakan adanya proses nasionalisasi dan transnasionalisasi kompetensi lulusan lembaga pendidikan. Kompetensi lulusan itu bergeser dari local specific ke global universal sebagai survival kit untuk dapat bertahan pada era mendatang.
Pola pikir ini telah sejak lama menjadi bagian dari diskusi-diskusi pakar pendidikan di Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dan International Association for the Evaluation of Education Achievement (IEA), yang kemudian menghasilkan upaya benchmarking internasional mutu pendidikan.
Buku tersebut membahas studi internasional yang diadakan oleh OECD dan IEA, yaitu Program for International Student Assessment (PISA), Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS), dan The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS). Hasil studi itu telah mengingatkan bahwa sistem pendidikan di negeri ini perlu penataan baru agar senantiasa berperan merintis dan memantapkan kemajuan kehidupan mendatang dalam peradaban yang tinggi, indah, dan bermartabat.
“Potensi manusia dapat dikembangkan secara proposional jika pendidikan, literasi bahasa, matematika dan sains dilakukan secara terintegrasi,” kata Sekjen Bahrul Hayat. (ks)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar